Kopites, That's My Blood Race...!!!
"
LIVERPOOL FC
Liverpool FC bukan hanya memiliki Kejayaan, namun ada beberapa bencana yang menjadi Aib bagi klub ini, salah satunya adalah Heysel, terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions). Peristiwa ini merupakan sejarah buram persepak bolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Setelah sekian lama saya menggemari liverpool, barulah pada tahun 2005 saya benar-benar mencintai klub ini, bukan sekedar hanya karena Final Liga Champion, namun melihat perjuangan tim ini pada laga final benar-benar membuat saya tercengang saat itu. Malam itu, saya nonton bareng bersama seorang sepupu yang kebetulan fans Milano didepan TV 21" didalam kamar tercinta. Betapa hancurnya perasaan seorang Kopites muda yang melihat tim kesayangan nya dibantai 3-0 tanpa balas pada babak pertama, mental pengecut saya langsung keluar dan mencoba untuk tidur lebih awal, karena saya yakin tidak ada lagi harapan untuk tim ini memenangkan pertandingan. Namun takdir memang sedang bersahabat dengan Fantastic Gerrard, gol pertamanya membangkitkan kembali kedua mata saya. Dan pada akhirnya memaksa Milan untuk masuk Addtitional time dan adu pinalti. Dan pada akhirnya Liverpool lah yang memenangkan pertandingan.
Salam Hangat,
"
since 1892
International Website
Klub ini memiliki nama besar, setidaknya saat saya mulai memuja klub ini pada tahun 2000an, saat itu umur saya masih 12 tahun, baru masuk sekolah menengah pertama. Siapa yang tidak kenal Michael Owen pada saat itu, semua teman laki-laki yang kegranjingan ama bola pasti coba atur gaya rambut gaya owen, wahahahahahaha termasuk saya.
Pada awal suka sama liverpool saya tidak dapat mengakses info mengenai klub ini sedalam mungkin pada saat itu, maklum saja, internet masih sangat langka, karena tarif warnet saat itu cukup mahal untuk sekelas siswa smp. Pokoknya saat itu saya hanya suka sama klub sepak bola yang jerseynya warna merah dengan lambang Burung Bangau pada bagian Crest nya. Memang tampak polos, namun saya merasa terkesan atas keteguhan saya saat itu, karena cukup banyak juga teman-teman yang fans sama si Setan.
Tim ini memiliki markas yang cukup sakral bagi fans. Anfield, begitu stadion ini disebut, dengan slogan yang terpampang di lorong masuk lapangan yang akan membuat setiap pemain away bergetar hatinya "THIS IS ANFIELD". Saya tidak tahu persis kapan logo ini mulai dipasang, yang saya ketahui para pemain berusaha menyentuk logo ini dengan kedua telapak tangan saat melewati lorong keramat ini.
You'll Never Walk Alone, sebuah lagu lawas tembang dari musisi asli liverpool adalah sebuah Chant wajib yang harus diketahui oleh para Kopites diseluruh dunia. Kenapa demikian, bahkan di Logo Crest terpampang tulisan tersebut, itu menandakan betapa berartinya slogan ini bagi tim. Chant ini dinyanyikan oleh para Kopites saat pertandingan berlangsung, berharap para pemain akan mendapatkan suntikan semangat dari para fans yang memang mendukung mereka apapun yang terjadi.
Liverpool FC bukan hanya memiliki Kejayaan, namun ada beberapa bencana yang menjadi Aib bagi klub ini, salah satunya adalah Heysel, terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions). Peristiwa ini merupakan sejarah buram persepak bolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Setelah sekian lama saya menggemari liverpool, barulah pada tahun 2005 saya benar-benar mencintai klub ini, bukan sekedar hanya karena Final Liga Champion, namun melihat perjuangan tim ini pada laga final benar-benar membuat saya tercengang saat itu. Malam itu, saya nonton bareng bersama seorang sepupu yang kebetulan fans Milano didepan TV 21" didalam kamar tercinta. Betapa hancurnya perasaan seorang Kopites muda yang melihat tim kesayangan nya dibantai 3-0 tanpa balas pada babak pertama, mental pengecut saya langsung keluar dan mencoba untuk tidur lebih awal, karena saya yakin tidak ada lagi harapan untuk tim ini memenangkan pertandingan. Namun takdir memang sedang bersahabat dengan Fantastic Gerrard, gol pertamanya membangkitkan kembali kedua mata saya. Dan pada akhirnya memaksa Milan untuk masuk Addtitional time dan adu pinalti. Dan pada akhirnya Liverpool lah yang memenangkan pertandingan.
Mungkin kejadian seperti Miracle Istanbul hanya terjadi 1 kali dalam 1000 tahun, namun dengan kejadian itu saya sadar bahwa sepakbola memang tidak bisa diukur dengan logika dan ramalan. Hanya ada determinasi pemain yang dapat memenangkan tim.
Hari ini, saya menulis entri ini pada pagi ini, Tim yang saya banggakan memang kalah dari Arsenal 1-2 di kandang sendiri, bukan kecewa kerena para pemain tidak memiliki determinasi bagus malam ini, namun karena ini pertama kali Liverpool kalah tandang musim ini. cukup mengecewakan. Namun saya percaya, tim ini akan bangkit, mungkin fans harus lebih bersabar lagi untuk menunggu kejayaan yang lama terkubur.
We Are Not "MUSIM DEPAN" FC
We Are Not "RACISM" FC
We Are Not "DRAW" FC
WE ARE LIVERPOOL FCTHE KING OF ENGLAND
Salam Hangat,
since 1892
International Website
Klub ini memiliki nama besar, setidaknya saat saya mulai memuja klub ini pada tahun 2000an, saat itu umur saya masih 12 tahun, baru masuk sekolah menengah pertama. Siapa yang tidak kenal Michael Owen pada saat itu, semua teman laki-laki yang kegranjingan ama bola pasti coba atur gaya rambut gaya owen, wahahahahahaha termasuk saya.
Pada awal suka sama liverpool saya tidak dapat mengakses info mengenai klub ini sedalam mungkin pada saat itu, maklum saja, internet masih sangat langka, karena tarif warnet saat itu cukup mahal untuk sekelas siswa smp. Pokoknya saat itu saya hanya suka sama klub sepak bola yang jerseynya warna merah dengan lambang Burung Bangau pada bagian Crest nya. Memang tampak polos, namun saya merasa terkesan atas keteguhan saya saat itu, karena cukup banyak juga teman-teman yang fans sama si Setan.
Tim ini memiliki markas yang cukup sakral bagi fans. Anfield, begitu stadion ini disebut, dengan slogan yang terpampang di lorong masuk lapangan yang akan membuat setiap pemain away bergetar hatinya "THIS IS ANFIELD". Saya tidak tahu persis kapan logo ini mulai dipasang, yang saya ketahui para pemain berusaha menyentuk logo ini dengan kedua telapak tangan saat melewati lorong keramat ini.
You'll Never Walk Alone, sebuah lagu lawas tembang dari musisi asli liverpool adalah sebuah Chant wajib yang harus diketahui oleh para Kopites diseluruh dunia. Kenapa demikian, bahkan di Logo Crest terpampang tulisan tersebut, itu menandakan betapa berartinya slogan ini bagi tim. Chant ini dinyanyikan oleh para Kopites saat pertandingan berlangsung, berharap para pemain akan mendapatkan suntikan semangat dari para fans yang memang mendukung mereka apapun yang terjadi.
Liverpool FC bukan hanya memiliki Kejayaan, namun ada beberapa bencana yang menjadi Aib bagi klub ini, salah satunya adalah Heysel, terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions). Peristiwa ini merupakan sejarah buram persepak bolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Setelah sekian lama saya menggemari liverpool, barulah pada tahun 2005 saya benar-benar mencintai klub ini, bukan sekedar hanya karena Final Liga Champion, namun melihat perjuangan tim ini pada laga final benar-benar membuat saya tercengang saat itu. Malam itu, saya nonton bareng bersama seorang sepupu yang kebetulan fans Milano didepan TV 21" didalam kamar tercinta. Betapa hancurnya perasaan seorang Kopites muda yang melihat tim kesayangan nya dibantai 3-0 tanpa balas pada babak pertama, mental pengecut saya langsung keluar dan mencoba untuk tidur lebih awal, karena saya yakin tidak ada lagi harapan untuk tim ini memenangkan pertandingan. Namun takdir memang sedang bersahabat dengan Fantastic Gerrard, gol pertamanya membangkitkan kembali kedua mata saya. Dan pada akhirnya memaksa Milan untuk masuk Addtitional time dan adu pinalti. Dan pada akhirnya Liverpool lah yang memenangkan pertandingan.
Mungkin kejadian seperti Miracle Istanbul hanya terjadi 1 kali dalam 1000 tahun, namun dengan kejadian itu saya sadar bahwa sepakbola memang tidak bisa diukur dengan logika dan ramalan. Hanya ada determinasi pemain yang dapat memenangkan tim.
Hari ini, saya menulis entri ini pada pagi ini, Tim yang saya banggakan memang kalah dari Arsenal 1-2 di kandang sendiri, bukan kecewa kerena para pemain tidak memiliki determinasi bagus malam ini, namun karena ini pertama kali Liverpool kalah tandang musim ini. cukup mengecewakan. Namun saya percaya, tim ini akan bangkit, mungkin fans harus lebih bersabar lagi untuk menunggu kejayaan yang lama terkubur.
We Are Not "MUSIM DEPAN" FC
We Are Not "RACISM" FC
We Are Not "DRAW" FC
WE ARE LIVERPOOL FCTHE KING OF ENGLAND
Salam Hangat,
0 komentar:
Posting Komentar