Gunung Gede, Perjalanan Vertikal 3000 Meter


Gunung Gede, Perjalanan Vertikal 3000 Meter
 "It is not the mountain we conquer, but ourselves"

February 2012, saya mencoba melakukan aktivitas yang sudah lama tidak dilakukan, "Hiking". Yaps, sekiranya ini yang bisa saya lakukan bersama ke-3 teman untuk mengisi kejenuhan , paling tidak ada udara segar yang masuk kedalam otak kami untuk memulai semester baru perkuliahan.

Kami mulai dengan rencana pendakian. Saya cukup terkesan ketika mengetahui bahwa untuk mendaki gunung gede harus melakukan pendaftaran online seminggu sebelumnya, ini berarti keselamatan para pendaki sudah diperhatikan oleh pihak pengelola karena setiap pendaki terdaftar namanya ketika memulai pendakian dan harus melapor saat sudah selesai pendakian. Untuk daftar dapat melihat kemari :


Setelah terdaftar, saya berencana melakukan beberapa pemanasan agar badan tidak terlalu kaget saat memulai pendakian, mulai dari jalan-jalan kecil sampe lari pagi, namun hanya berlangsung selama 2 hari, karena males juga ngelakuin hal tersebut, hwahahahahaha.

Edo Rinaldo & Wijana Nugraha, kedua teman saya ini terlihat cukup handal dalam pendakian, namun ternyata ini adalah pendakian mereka yang pertama (mulai pesimis), bagaimana tidak mereka sebenarnya dapat mendaki gunung gede ini 2 bulan sebelumnya, namun harus terhenti di tengah jalan dan memutuskan turun gunung lagi karena ada alasan tertentu. Untuk itu, mereka berencana untuk membalas dendam agar dapat sampai puncak Gede 2958 meter diatas permukaan laut ini.

Saya memulai perjalanan pukul 1 siang pada hari jum'at , dengan start point kios seorang teman kelas bernama Andi Budianyah di daerah depok. saya dan Edo berangkat menuju kampung rambutan dengan angkot, kemudian naik bus jurusan tasik, sedangkan teman kami Wijana, sudah terlebih dahulu berada disana karena harus melakukan registrasi ulang pendaftaran.

 (fotonya gerbang masuk saat siang hari)

Jum'at, 17 Februari, Pukul 19.25 : Mulai Mendaki.

Setelah menjalankan ibadah sholat isya, kami langsung memulai perjalanan. Diawali dengan doa, kami lalu menapaki anak tangga selangkah demi selangkah menanjaki tangga batu ditemani 3 buah cahaya dari masing-masing senter kami. setelah berjalan selama 40 menit, kami sampai di post telaga biru, karena keadaan gelap maka kami memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan saja. Kemudian, setelah berjalan beberapa lama, kami mulai menaiki jembatan yang cukup panjang melintasi rawa, sayang nya kondisi jembatan sedang dalam proses renovasi menjadi beton, sehingga kami harus berhati-hati saat melewatinya.

 (fotonya jembatan saat siang hari)

Pukul 21.00, Sampai di Pos Air Terjun : Mulai Nanjak Euy.

Kami mengambil jalur menanjak setelah ini, di selingi suara deru air terjun, meskipun kita tidak melewatinya. Nah, perjuangan sepertinya dimulai dari sini. kami mulai mendapati jalan yang sedikit menanjak dan mulai liar, karena sudah tidak ada lagi tangga batu yang kami lewati sebelumnya, sekarang hanya jalan setapak yang terlihat sering dilewati dan sedikit berbatu. Untuk mendamaikan suasana kami mencoba terus berkomunikasi untuk menghilangkan kantuk, capek dan takut, wahahahah, bagaimana tidak, kami hanya 3 orang yang belum berpengalaman, terlebih ini adalah pendakian pertama buat si jana sama si edo.

Pukul 23.00, Sampai Pos Bayangan :  Hujan Deras.

Pendakian kami di uji dengan hujan yang turun cukup deras, sehingga kami harus memakai ponco (jas hujan) untuk melindungi tubuh seluruh barang bawaan kami. Dan tidak dipungkiri, hujan ini juga memangkas semangat kami sehingga membuat perjalanan semakin berat untuk dilalui. Beruntunglah di kelompok ini memiliki wijana, seseoarang yang saya kira akan menjadi seorang motivator hebat kelak, paling tidak untuk keluarganya sendiri nanti, wahahahahahaha. Kami terus jalan hingga akhirnya mencapai pos berikutnya.

Pukul 24.10, Pos Air Panas : Indomie Ternikmat Seumur Hidup.

Setelah cukup lama jalan, kami harus berjalan hati-hati kali ini, karena kami melintasi tepian jurang yang merupakan air terjun sumber air panas, waw, betapa perasaan tiada tara kali ini, karena sedikit menguras adrenalin, dengan merambah tiap tali pegangan, dengan hati-hati. Setelah itu kami sampai di pos Air panas, yap, ditempat ini kami memutuskan untuk memasak mie, karena sudah cukup lapar, dan perjalanan masi cukup panjang. Setelah menyiapkan nesting dan kompor, kami mulai merebus indomie rebus ditemani dengan sekaleng sarden. Untuk pertama kalinya saya makan Indomie dengan rasa paling ENAK Sedunia, bagaimana tidak, keadaan perut yang lapar dan lelah membuat ekspektasi kami terhadap makanan sekelas indomie menjadi biasa saja, namun itu semua terbantahkan, karena ternyata si perut yang lapar, kedinginan, dan capek, bisa membuat indomie sama saja dengan makanan berkelas, bahkan lebih enak dibanding dengan masakan cheff Juna dari Jack Rabbit, Wkakakakakaka, (Asumsi saya lhooo). 

Pukul 02.00, Pos Kandang Badak : Bikin Tenda, Tidur.

Kami melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di pos yang biasanya digunakan sebagai tempat istirahat oleh kalangan pendaki, yap kandang badak. Sekilas dari nama saya memikirkan ditempat ini banyak badaknya, ternyata hanya julukan saja bagi para pendaki. kami mencoba untuk membangun tenda sebagai "Nest" karena hujan masih cukup deras mengguyur, dengan sedikit berusaha, akhirnya tenda dapat berdiri waloupun dengan sedikit tambalan ponco (jas ujan) supaya dalam tenda tidak bocor. Kami kembali masak mie, karena perut harus dalam keadaan berisi ketika di tinggal tidur, setelah ritual memasak selesai kami langsung tidur untuk mengembalikan tenaga....


Jam masih pukul 07.15 yap, kami ketinggalan Sunrise, ini karena kami semua cukup merasa lelah, bagaimana tidak, ini pendakian yang cukup berat buat kami, namun ada sedikit rasa heran pagi ini, dengan dingin masih nenusuk kulit, wakakakakakakakakak, tidak disangka sangka kami terbangun setelah mendengar suara " NASI UDUUKKK...." saya pikir ini mimpi lho, tapi setelah diperjelas lagi pendengaran, memang sedikit mencengangkan, WTF, ada bapak-bapak paruh baya, dengan membawa tas menjajakan nasi uduk di depan tenda kami... wahahahah sungguh bapak yang tangguh, dan kreatif, karena mencoba membuka peluang usaha di tempat se tinggi ini.. 


Sabtu, 18 Februari, Pukul 09.00, Summit Attack : Lelah Kami Terbayarkan.

Setelah sarapan dan beres beres, kami melanjutkan perjalanan dengan tujuan utama Puncak Gede, pendakian diawali dengan semangat membara, sampai beberapa menit kemudian kami harus sering beristirahat karena jalan yang kami temukan mulai tidak manusiawi, yap terjal dan berlumut, tapi kami sadar memang inilah jalan yang mesti di tempuh untuk mendapatkan keindahaan puncak gede. Setelah jalan sekitar 1 jam, kami sampai di tempat yang banyak dibicarakan pendaki "Tanjakan Setan", yippie.. tanjakan ini memang cukup terjal dan harus teliti saan melintasi nya, untungnya pihak pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah menyiapkan tali kawat untuk dipegang para pendaki, meskipun demikian kami tetap harus cekatan dan berhati-hati karena ketinggian dan kecuraman lintasan ini cukup berbahaya.


Setelah melewati tanjakan setan, kami mulai merasakan perubahan jenis ekosistem tumbuhan sekitar, ini menandakan puncak sudah dekat, dengan semangat kembali penuh, kami meneruskan perjalanan hingga akhirnya sekitar 1 jam kemudian kami sampai, yah, kami sudah di puncak gunung gede,,, dengan rasa bangga kami mencoba bersyukur karena diberi kesempatan untuk melihat mahakarya sang pencipta dari tempat setinggi ini.

Berikut foto kami saat di puncak :

   
"Perjalanan ini yang pertama buat kami, Namun dalam lubuk hati kami berkata : Ini bukan yang terakhir"


Sabtu, 18 Februari, Pukul 01.00, Turun Gunung : Pulang Boooyy..!!!

Setelah puas foto-foto, kami mulai untuk turun, perjalanan turun terasa agak ringan karena disambi dengan lari kecil. tidak terasa kami dapat tiba di kandang badak lagi dengan lama waktu hanya 1 jam, setelah istirahat kami melanjutkan untuk turun lagi, perjalanan turun kami bertemu dengan para pendaki yang baru, dengan ramah mereka memberikan salam dan sapaan yang cukup hangat. Yap inilah komunitas pencinta alam, saling menghargai dan bersaudara. Kami sampai di Basecamp Ranger Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada pukul 7 malam, setelah konfirmasi, kami langsung mencari angkot dan naik bus menuju jakarta.



Salam,





Inspiring Movie >> Top Secret a.k.a Billionaire


INTERNATIONAL OFFICIAL TRAILER
"Top Secret a.k.a Billionaire"


 SCORE : 9/10

Pada awalnya saya hanya ikut untuk menonton film di blitzmegaplex dengan pacar, namun saya tidak mengira akan menonton film yang saya pikir akan menjadi inspirasi saya dalam proses membuat usaha. Terlebih film ini adalah Thai Movie, yang notabene belum banyak saya tonton. Jadi pada awalnya saya hanya berfikir akan melihat sebuah film dengan bahasa sangat asing ditelinga saya.

Film ini berjudul Top Secret A.K.A Billionaire, berkisah tentang seorang anak muda Thailand yang berjuang untuk mewujudkan misinya dan teguh dalam pendiriannya agar menjadi seorang pengusaha muda.



Ia bernama Top Ittipat ,bermula dari usaha game online dengan menjual beberapa item yang didapatkan dalam game kepada player lain hingga dapat membeli sebuah mobil, namun pada akhirnya usaha ini gagal ditambah dengan kemelut tidak diterima masuk universitas negeri keinginan orang tuanya. Untuk masuk universitas swasta, ia mulai untuk membuka usaha dengan menjadi re-seller DVD player imitasi, namun gagal karena ditipu oleh pedagang, ckckckckck hal inilah yang kemudian mengingatkan penonton bahwa bisnis berdagang harus berhati-hati terhadap kualitas. Setelah kuliah di universitas sawasta ia mencoba untuk membuka usaha kacang Chessnutt (kacang khas Thai), segala cara ia lakukan untuk bisa membuat kacang yang bercita rasa tinggi dengan melakukan survei pasar dan trial error. 

 

Film ini sungguh tidak melupakan prinsip dalam melakukan usaha, itulah yang terpenting. namun pada akhirnya usaha kacang ini pun gagal. Sampai pada akhirnya ia dapat membuka usaha makanan ringan  olahan rumput laut yang di beri nama TAO KAE NOI.


Sekilas filim ini memang seperti “another zero to hero movie” namun pendapat saya, film ini adalah sebuah film brilliant. Pertama, saya memang suka dengan Pachara Chirathivat sejak pertama kali melihatnya di SuckSeed. Bagaimana ia mampu membawa karakter yang kompleks dengan tidak membosankan dan menarik. Perannya sebagai Top benar-benar mencuri perhatian saya. Kedua, saya juga suka dengan kisah nyata jatuh bangun seseorang. Tapi, umumnya cerita seperti itu diceritakan dengan drama yang cukup berat, sedangkan The Billionaire bisa dibilang masih cukup ringan. Apalagi sesekali kita diberikan komedi yang tidak norak. Dengan karakter utamanya sendiri yang memang masih remaja, semuanya sangat relatable dengan saya. Ketiga dan terakhir, saya suka dengan semua hal pendukung yang ada di film ini. Mulai dari supporting castnya (termasuk paman Top yang tidak ada ekspresi), sinematografinya, tempo dari film ini, dan juga scoring dari film ini. Semuanya serba pas, tidak berlebihan tidak juga kurang. Meski (seperti umumnya film Thailand) berdurasi 2 jam lebih, saya sangat menikmati sekali drama yang satu ini. Bahkan saat ini saya ingin menontonnya lagi.

Tidak bisa disanggah lagi, dunia perfilman Thailand memang sedang maju-majunya. Sukses dengan film Action, Horror, Romantic-Comedy, kini The Billionaire dengan genre Drama sukses membuktikan kualitas film asal negara gajah putih ini.









Setelah menonton film ini, saya langsung mencoba cemilan Tao Kae Noi tersebut, dan rasanya Hmmm...!!!

!!!...FANTASTIC....!!!
                      






Salam Hangat,