Film canggih nya India >>> Life of Pi

Official Trailer
"Life of Pi"

SCORE : 7/10

Sebenarnya saya tidak begitu berminat untuk melihat film ini, namun setelah sampai metropole untuk liat film yang saya inginkan belum ada ya akhirnya saya memilih untuk melihat film ini. Sebelum nonton saya sudah melihat beberapa spoiler film ini dari beberapa blog teman dan forum di kaskus, jadi sudah tau kalo pemerannya ya orang india hehehe.Sedikit info, film ini sekilas berbau pluralisme, jadi kalo nonton film ini saya sarankan untuk tidak terlalu dihayati yah, nanti kalo iman nya gak kuat bisa ketularan.

Sabelumnya saya sekali lagi memberitahukan, review saya ini setikit berbau spoiler yah, jadi jangan kecewa kalo saya bocorin yang keren-keren nya. Cerita dimulai dari seorang anak sebut saja Pi, yang hidup di dikeluarga yang menganut kebasan, dimana setiap anggota keluarga saya nilai bebas untuk memilih jalan hidupnya masing-masing, dengan cara sendiri-sendiri. Ada banyak dilema dalam film ini, sampai akhirnya Pi sekeluarga harus ekspansi keluar india untuk kehidupan yang lebih baik. Keluarganya membawa seluruh sisa aset yang dimiliki termasuk hewan-hewan dari kebun binatang milik ayahnya si Pi, bayangin aja tuh kapal penuh sama binatang-binatang.


singkat cerita, kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di palung terdalam di bumi (lupa namanya), dan yang selamat cuma si Pi, seekor macan yang diberi nama Richard Parker, Seekor orang utan yang diberi nama Orange Juice, dan Seekor Zebra yang kakinya patah. Banyak kejadian yang mereka alami, sehingga pada akhirnya Pi dapat bertahan hidup dan diselamatkan. Film menjadi menarik ketika Pi menjelaskan cerita yang berbeda dengan alur film, ini yang membuat film ini menjadi unik menurut saya, karena penonton harus menilai dengan logika dan keyakinan nya sendiri untuk menentukan cerita yang sebenarnya terjadi.



saya memberikan clue yang unik untuk film ini, kalo kalian semua ingin nonton, perhatikan kalimat yang diucapkan oleh pastur yang ditemui Pi saat masih muda, itu menjadi salah satu clue untuk cerita yang sebenarnya menurut saya.

Pastor: " Are you Thirsty...?"

well, kebanyakan film based on novel mungkin akan sedikit berbeda cerita atau yg tidak diceritakannya, dari yang saya searching di google kalo di novel, si Pi diceritakan selama 200 hari lebih, dan itu yg menurut saya kurang bisa dicapture sama team maker film ini. Sebenarnya yang akan membuat cerita versi pertama harus dibuat sedemikian tidak dapat dipercaya (disinilah iman kita2 yg dari dalam hati yg berbicara), maksud saya 200 hari lebih itu seharusnya berlangsung berat, penuh perjuangan, perlu kesabaran, perlu keikhlasan. Setidaknya itu yg ane tangkep dri novelnya, hal ini penting banget, karena kalo yang kita liat di filmnya seolah olah Pi berlayar hanya dalam waktu dua hingga tingga minggu lalu sampe ke carnivora island, terus lanjutin berlayar lagi yg ujug ujug udah nyampe di meksiko aja.. hal ini jadi membuat kita kurang ngerasain emosi waktu ricard parker ninggalin Pi. dan membuat cerita versi keduanya pun jadi berkesan satir.

 Demikian rewiew yang dapat saya berikan, semoga dapat memberi info untuk teman-teman sekalian.


Salam,




Cita-cita untuk dicapai, Bukan diratapi >>> Cita-citaku setinggi tanah.

Official Trailer
Cita-citaku setinggi tanah
by : Eugene Panji



SCORE : 7/10

Kurang lebih serupa (tapi tak sama) seperti mayoritas penonton yang terbawa akibat saran dari presenter Andy F. Noya. Saya pun memutuskan untuk menontonnya dengan pacar saat sedang mengambil data skripsi di jogja huahahahaha, sebagaimana yang dibilang si sutradara, Ia mengatakan kalau hasil penjualan tiket akan sepenuhnya disumbangkan, yang justru semakin menambah rasa penasaran saya setelah judulnya yang unik.

Begitu menonton, kita akan disuguhi penampakan impian anak-anak, yang dilanjutkan dengan kegiatan baris-berbaris di sekolah, yang kemudian ditujukan dengan perkenalan 4 siswa yang bersahabat satu sama lain, masing-masing berikut kepribadian dan keunikannya. Di mana siswa terakhir yang dikenalkan adalah tokoh utama kita, Agus, yang bercita-cita ingin makan di restoran Padang (kontras dengan manusia lain yang biasa heboh melalui M*ster Ch*f).

Selanjutnya, selama film ini, kita pun dihadapkan pada bagaimana Agus berusaha memenuhi cita-citanya setelah diinspirasi oleh tetangganya, yang mengatakan apabila cita-cita itu berharga, bukan untuk ditulis, tapi untuk direalisasikan.

Salah satunya yang paling mencolok, adalah pada mulanya, Agus menerima tekanan berat dari ayahnya yang hanya mengelola pabrik tahu. Dimana selanjutnya, tekanan itu ternyata hanyalah sebatas efek samping semata.

Memang kelihatannya sepele, tapi sebenarnya ini agak mengganggu, secara apabila konflik utama dari film ini adalah cita-cita, maka tidaklah perlu memberi sorotan yang berpotensi menambah beban pendukung yang justru bisa dieksplorasi lebih jauh. Selain itu, overall film ini memang bagus, Selama film ini, kita dihadapkan pada ironi salah satu sudut kehidupan di Indonesia.

> "Saking jagonya masak tahu bacem, tiap hari itu terus."
> "Zaman dulu, bapak sekolah itu pakai otak, bukan duit."
> "Sudah. Kalau tugas prakarya, biar ibu saja yang kerjakan."
> "Anak-anak zaman sekarang makannya malah di tempat makan ayam bapak tua berjenggot."
> "Kalau direkturnya seneng, kemungkinan dia merhatiin kamu makin besar."
> Impian tinggi, kerjaannya ngupil.
> Memasukkan surat ke kotak pos, padahal kantor pos tepat di depan.

Memang luar biasa sekali film ini, Itulah Indonesia dengan segala kehebatannya.

Tapi dibandingkan semua itu, hal yang paling membuat saya senang adalah ketika Agus menangis di pelukan neneknya, juga ketika Agus mengatakan kalau Ia ingin mewujudkan cita-citanya bersama orangtuanya, yang menandakan babak akhir cerita. Itulah yang namanya usaha meraih cita-cita.
 

pesan moral kisah ini.

"Ada masanya kita kehilangannya setelah berusaha keras."

"Ada masanya kita ingin menangis ketika semua itu terjadi akibat kelemahan diri sendiri."

"Rejeki itu tidak pernah pergi, cuma menunggu waktu yang tepat untuk kembali" 

Saya bisa bilang, ini film bagus yang sangat disayangkan, Kenapa sangat disayangkan? karena manajemen event yang dibawa film ini kurang begitu baik.

overall, film ini cukup recommended, terlebih untuk ditonton generasi penerus bangsa ini supaya memiliki cita-cita hidup yang tidak terlalu rumit, karena cita-cita memang harus diwujudkan, bukan diratapi.

salam,






Jogjakarta, Selalu ada alasan untuk kesana...!!! (Part.2 End)


"Pedasnya oseng mercon, 
tak akan melunturkan cintaku padamu"
(Edo Rinaldo-Dalam Gombalan)

Sabtu, 24 Maret 2012. Makan Gudeg, Pantai Baron, Pantai Sundak, Oseng Mercon.

Pagi itu pukul 6, beberapa teman-teman hilir mudik bergantian masuk kamar mandi. Usapan tangan Ibu negara membelai kepala saya membuat mata ini terbangun (untung cuma mata XP), ditambah dengan gombalan Edo Rinaldo kepada sang kekasih nya " Haduuuhh, sayangku sudah mandi, Cantiknyaaaaa...!!!" (pret lah) serentak semua seisi ruangan tertawa... itulah candaan awal kita di pagi ini.

Kita out of topic dulu untuk membahas Edo & Nia, sebagai pasangan baru, mereka terlihat cukup santai menghadapi cercaan dan cengan (ledekan) kami semua, bagaimana tidak kedua sahabatku ini melakukan backstreet kelas kakap yang cukup rapat dan bersih untuk menutupi kedekatan nya... dan pada akhirnya Edo mengaku juga karena takut masa depan nya suram (dibaca:Gesekan Maut). Kalau dari kacamata saya, keduanya memiliki kepribadian yang saling menutupi, yang satu cewek kayak cowok, yang satunya cowok kayak cewek... Semoga kedua sahabatku ini bisa langgeng sampai bisa jadi besanan sama saya (Hwahahahahahaha).

Back to topic, setelah kami bersih bersih & pamit sama Mbah nya Fitra A.K.A Ibu negara, kami kemudian memutuskan untuk sarapan gudeg di jalan godean. Sarapan pagi ini disajikan makanan paling khas dari jogja dengan telur, Nangka & Krecek sebagai andalan nya, semua dari kami habis melahap sarapan ini kecuali si Andi, dengan alasan tidak doyan dengan nangka... (haissshh masih jaman gak doyan sayuran).


Gudeg pun habis dan perut sudah penuh, waktunya melanjutkan perjalanan ke tujuan utama kami ke jokja "Pantai". Walaupun kami tau cuaca berangin sedang tidak bersahabat, kami tetap memutuskan untuk tetap kesana dengan harapan masih bisa melihat keindahan pantai selatan jogja. Kendaraan kami bagi menjadi 2 kelompok, mobil 1 diisi oleh Ruslan, Alif, Saya (dika), Fitra, Edo, Nia, Haduhh, benar benar mobil In Love. Sedangkan mobil 2 diisi oleh Riki, Rosyid, Wijana, Andi, Yan Alex, Desti & Imam, mereka menamakan diri mobil Galau karena ada miss galau disana, siapa lagi kalau bukan Desti.


Perjalanan menuju pantai pertama, dimulai dari jalan raya imogiri kami terus menuju selatan jogja dengan bantuan Peta buatan Fitra (terima kasih sayang XP). Pada awalnya jalan hanya lurus dan berliku, namun setelah stengah jam berlalu jalan mulai menanjak dan turunan lumayan curam, untung kami memiliki kedua kusir handal yang mungkin terbiasa mengarungi jalan seperti ini. Setelah 2,5 Jam perjalanan sampailah kami di pantai Baron, dengan biaya masuk 8rb per orang, pantai ini cukup memuaskan hasrat kami walaupun ternyata pasir di pantai ini masih coklat karena erupsi merapi beberapa tahun lalu. Kami memanfaatkan lokasi ini sebagai photospot untuk mengabadikan moment yang tak terlupakan ini. Terutama pasangan baru di rombongan kami, sepertinya mereka juga memanfaatkan jalan-jalan kali ini untuk ajang nyicil-nyicil photo preweding,, Hahahahahaha.

Berikut hasil laporan dari lapangan "Pantai Baron Jogjakarta":

 
Setelah puas melihat pantai baron selama 1 jam, kami melanjutkan ke spot berikutnya. Sundak, pantai ini menjadi pantai favorit para wisatawan yang berkunjung ke jokja, sebenarnya pantai ini tidak seperti pantai-pantai lainnya di pantai selatan karena memiliki tumpukan coral (karang) pada bibir pantai sehingga sulit untuk berenang dipantai ini namun disininilah keindahan pantai ini, kita dapat melihat hewan laut yang tinggal di sela-sela karang yang ada mulai dari ikan, keong, kepiting, sampai yang berbahaya yaitu bulu babi, untuk itu saya sarankan untuk selalu mengenakan alas kaki ketika melintasi karang di pantai ini, mungkin karena didominasi karang maka pantai ini memiliki pasir yang putih (sebenarmya pecahan-pecahan karang putih seperti pasir) sehingga terlihat lebih anggun. Sama seperti di pantai baron, kegiatan kami di dominasi oleh pengambilan photo (anak narsis), kemudian setelah capek barulah kami memutuskan untuk makan sore diatas tempat makan yang langsung memandang ke laut selatan, waow, pemandangan yang cukup berkesan...

Berikut hasil laporan dari lapangan "Pantai Sundak  Jogjakarta":


Dan jarum jam menunjukan pukul 5 sore, kami harus kembali ke kota karena rencana kami selanjutnya adalah membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Perjalan ke kota lumayan melelahkan, mungkin karena kami sudah menghabiskan seluruh energi kami di kedua pantai tadi sehingga beberapa diantara kami ada yang tertidur dalam kendaraan (termasuk saya XP). Kami sampai di jogja pukul 7 malam, lokasi pertama yang kami kunjungi untuk membeli oleh-oleh adalah UGD (Unit Gawat Dagadu) weleh, dari nama terlihat lumayan mencekam, namun disinilah tempat oleh-oleh unik berupa Kaos, Mug & cinderamata has Jogja yang sudah terkenal itu dijual. kami menghabiskan waktu sekitat 30 menit untuk memilah barang apa saja yang akan kami beli dan rata-rata diantara kami lebih memilih kaos untuk dijadikan kenang-kenangan telah berada di kota ini.


Setelah dari UGD, kami melanjutkan untuk mencari cinderamata lainnya di Jl. Malioboro, malam itu lumayan ramai dan kami hanya memiliki sedikit waktu untuk mencari cinderamata sehingga kami hanya berputar disekitar malioboro mall dan pedagang kaki lima di depan nya, semoga lain kali kami mendapatkan kesempatan untuk mengeksplor jalan yang terkenal khas Jogjakarta ini.


Untuk makan malam, saya mencoba memberikan rekomendasi khas jogja kembali. Sebuah menu yang cukup membuat merinding bulu roma, wahahahahaha(saya akan beritahu rahasianya diakhir, karena jika dari awal di kasi tau teman-teman semua pasti batal makan). yap,,, Oseng-Oseng Mercon, makanan ini menjadi makanan khas jogja juga dimana rahasianya adalah di komposisi dari makanan tersebut yang yang sebenarnya mirip dengan semur daging, namun ditambahkan porsi cabai rawit yang cukup banyak dengan perbandingan 1 kg daging di campur dengan 10kg cabai rawit (saya tanya langsung sama yang buat ketika pertama kali makan disini).  Dan saya pun sudah menerka hasilnya akan serupa, kami yang makan bercucuran keringat sampai kepala pusing, hwahahahahahaha, si Riki Idol malah berusaha mencuci daging dengan air aqua agar rasa pedas sedikit hilang...


Akhirnya kami memutuskan pulang pada pukul 12 malam, dengan perut panas, hwahahahahahaha... sesampainya dirumah, ada beberapa diantara kami langsung menuju toilet untuk melampiaskan pedas tadi, namun ada beberapa yang langsung beranjak tidur, termasuk saya... dan kami pun sekali lagi tertidur dengan suara ngorok Riki Idol ZZZZzzzz...

 Minggu, 25 Maret 2012. Sunmor UGM, Bakpia Pathuk 25, Lempuyangan, Pulang.

Ini hari terakhir kami liburan di jogja, jam menunjukan pukul 6.30, saya terbangun lagi-lagi karena lalulintas antara ruang tamu-kamarmandi, pagi ini kami akan mengitari area pasar minggu atau yang biasa di sebut Sunmor (sunday morning) di kawasan kampus UGM, tepatnya di daerah lembah UGM. Setelah berpamitan dengan Mbah, kami berangkat tanpa mandi (hanya cuci muka), olahraga gitu looohh...!!!. Setiba nya disana kami langsung mengitari pasar pagi ini yang menurut saya sudah banyak berubah karena di pindah lokasikan menjadi dibelakang gym UGM. Padahal sebelumnya lokasi sunmor ini berada di jalan umum antara Fakultas Pertanian sampai D3 Ekonomi & Bisnis (lumayan panjang). Mungkin ini salah satu bentuk penataan agar jalan tersebut tidak lagi macet menjelang minggu pagi. Tidak ada diantara kami yang membeli, cukup melihat-lihat saja kecuali Desti yang membeli gordyn untuk kamarnya di kost (hadeeehh).

Berikut hasil laporan dari lapangan "Sunmor UGM":

Setelah mengunjungi sunmor, kami menuju gerbatama UGM untuk sekedar ambil photo, mengabadikan bahwa kami Ekstensi Teknik Industri UI pernah jalan-jalan kemari. Setelah berfoto, kami melanjutkan untuk sarapan di soto pak nanto di daerah selokan mataram dan membeli bingkisan berupa coklat Merk Moggo yang merupakan brand coklat khas dari jogja. Sarapan selesai, saatnya ke tempat tujuan terakhir, yap,, pusat pembuatan Bakpia Pathuk 25. Tempat ini cukup ramai dikunjungi apalagi hari ini adalah hari terakhir liburan long weekend, dan kami harus berusaha ekstra keras untuk mendapatkan kotak demi kotak bakpia berjubel dengan wisatawan lainnya, terlebih dengan susahnya mencari tempat parkir untuk mobil sewaan kami.


kami sampai rumah pukul 12.00, saatnya packing untuk pulang dan mengembalikan kendaraan. Setelah ritual ini beres kami pun pamitan kepada Mbah nya Fitra yang telah mengijinkan kami untuk menginap selama 2 hari yang menyenangkan. Dan kamipun berangkat menuju stasiun lempuyangan Jogja untuk pulang ke jakarta. Stasiun ini menjadi saksi, dimana kami merasa cukup puas dengan pelayanan kota ini, menyajikan banyak tempat yang bisa kami kunjungi, menyajikan makanan yang dapat kami nikmati, terlebih dengan saya yang dapat merasakan rumah kedua dikota ini dengan adanya seorang Ibu Negara yang selalu ada di Hati.
 
Selamat Tinggal Jogja, Kelak kita akan bertemu lagi,

karena selalu ada alasan untuk kembali kesini...


Salam Hangat,


 

Jogjakarta, Selalu ada alasan untuk kesana...!!! (Part.1)

" Jika tua nanti kita telah hidup masing - masing, Ingatlah Hari ini " 
 (project-pop)




Rencana liburan ini berawal saat saya sedang kumpul bersama teman-teman ekstensi teknik industri UI, berawal dari sebuah angka merah pada kalender, kami memutuskan untuk melakukan longtrip ke kota pelajar jogjakarta. Niat ini dipermudah, karena ada salah seorang teman yang bisa membantu dalam pengurusan Akomodasi (tiket kereta) yang terkenal sangat sulit untuk didapat. Tak heran, Jokja adalah kota liburan menurut saya, dimana semua orang pasti ingin menginjakan kaki sekali lagi dan lagi ketika berkunjung ke kota ini. Andi Budiansyah, teman kami yang satu inilah pejuang tiket kami hingga bisa datang ke kota Jogja, rela mengantri & di ceramahi petugas PT. Kereta Api untuk mendapatkan tiket perjalanan dengan tema "Rombongan", ya itulah sebutan kami di kereta. 13 orang mahasiswa ekstensi Teknik Industri UI yang mencoba untuk membuang rasa penat kesibukan di tengah-tengah ibukota.

Kamis, 22 Maret 2012. Hari Keberangkatan.

Kami berkumpul di stasiun Tanah Abang, sekali lagi saya merasa beruntung karena tiket yang kami dapatkan karena banyak sekali orang hilir mudik untuk mencari selembar kertas bertuliskan nomor tempat duduk kereta api senja ekonomi Bengawan (Tn. Abang - Solo Jebres). Keadaan sore itu cukup ramai, karena liburan ini merupakan hari jum'at kejepit yang terkenal dengan "Long Weekend", hal inilah yang saya rasa menjadi pemikiran setiap orang untuk menyempatkan pulang atau berlibur ke kota yang menyajikan kebersamaan ini. Kereta kami berangkat pukul 19. 40, dengan diiringi sirene khas kereta api, kami berangkat meninggalkan Jakarta.



 Jum'at, 23 Maret 2012. Hari 1 Stasiun Lempuyangan, Taman Pintar, Mirota Batik, Alun-Alun Kraton. 

Jam menunjukan pukul 05.25, kereta Bengawan sudah sampai di stasiun Wates Jogja, tanda bahwa Lempuyangan masih 30 Menit lagi. kami bersiap dengan mengambil helai demi helai tisu basah untuk membersihkan muka, bagian ini yang paling tidak enak, keadaan kurang tidur diatas kereta membuat kami terlihat suntuk, meskipun begitu jogja masih terbayang indah di pikiran kami. Setelah setengah jam berlalu, yeah, stasiun lempuyangan... akhirnya. 


Perjalan pertama, menuju rumah fitra, Ibu negara sudah menanti didepan stasiun dengan wajah berseri-seri. Akhirnya penantian selama 2 bulan terbayar sudah.. kami emua naik taksi menuju rumah fitra di daerah jalan godean sebagai tempat menginap (sebenarnya karena kami semua memiliki budged minim XP). Sekalian saya "ngapel". Kami memutuskan untuk menyewa kendaraan mobil untuk akomodasi selama di jokja, dengan modal 100rb per orang, dapatlah 2 unit mobil Avanza dan Xenia sebagai tunggangan selama 3 hari yang di nahkodai 4 orang pilot handal Ruslan, Riki, Edo & Alif (RREA, cocok lah jadi boyband). 

Setelah melaksanakan ibadah solat jum'at, kami mengawali trip kami dengan makan siang di Loempia Boom mas budi, tempat ini sudah menjadi langganan makanan saya jika ke jogja. Dimulailah keganasan kami dalam menghabiskan makanan, bagaimana tidak, perjalanan 10 jam di kereta menguras tenaga & energi kami sehingga makanan siang ini kami anggap sebagai pelampiasan. Ditempat inipun kami mendapatkan pengakuan resmi (video pengakuan menysul yah) teman kami Edo & Nia (gak tau mana yang cowok, mana yang cewek).


Setalah puas makan, kami melanjutkan perjalan menuju alun-alun keraton jogjakarta, namun tertunda karena terlalu lama mencari tempat parkir, maklumlah, long weekend seperti ini pasti menjadi ajang jalan-jalan seluruh turis dan warga kota jogja itu sendiri dan pada akhirnya kami dapat merapatkan kendaraan di sebelah taman pintar jogjakarta. Ditempat ini kami habiskan waktu untuk sekedar melakukan foto spot dan ibadah sholat ashar. Berikut laporan foto saya dari lapangan :


Setelah puas berfoto ria di taman pintar, kami jalan lagi menuju Benten Vredeburg, namun sayang sekali objek wisata ini sudah tutup karena kami datang pukul 5 sore, sedangkan jam operasional hanya sampai jam 4 (T-T) akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam Mirota Batik saja untuk melihat barang unik yang di jual disana. Setelah puas melihat barang unik, kami pergi menuju Stasiun Tugu Jogjakarta untuk menjemput Andi & Rosyid (teman kami yang terlebih dahulu pulang ke rumahnya) dan mencoba makan malam di angkringan stasiun tugu dengan menu andalan "KOPI JOSS", menurut kami yang mencoba, ternyata rasanya hampir sama dengan kopi biasa walaupun sudah ditambah dengan arang asli. Selain itu, kami mencoba makanan khas kaki lima jogja, "Nasi Kucing" sesuai dengan namanya, makanan ini memiliki porsi mini seperti makanan kucing, walaupun begitu rasa yang disajikan lumayan menutup rasa lapar perut kami.



Perut pun sudah penuh, dan kami melanjutkan perjalanan jalan-jalan ke Alun-alun selatan Keraton Jogjakarta, disini ada 2 buah pohon beringin besar yang kononnya dapat mengabulkan permohonan (haiiissshh) dengan cara memohon dalam hati kemudian berjalan diantara kedua pohon tersebut dengan mata tertutup (hweleeeehh) jika bisa, permohonan akan terkabul, namun jika tidak berhasil maka akan nabrak orang, tembok, tukang jualan bahkan mobil yang sedang parkir. Terlepas dari mitos tersebut, ada beberapa dari kami yang mencoba, dan hasilnya hanya Andi budiansyah saja yang bisa mencoba dengan sekali jalan (semoga gak ngintip ya ndi)... sedangkan Yan Alex juga berhasil setelah 2 kali muter-muter dengan mata tertutup... wakakakakakaakk,, bagian ini saya harus tertawa, Teman-teman lain nya rata-rata tidak berhasil,


Desti : Nabrak tembok pembatas pohon
Wijana : Gak jelas Arahnya
Edo : Malah ke arah sebaliknya
Alif : Malah ke arah parkiran mobil
Dika : Ke tempat becekan air
Fitra A.K.A ibu negara : Bisa sih, tapi cuman jarak pendek hwahahahahaha...
cuman segitu aja yang saya liat, gak tau si imam sama si riki.

Di alun-alun ini sayang sekali tidak ada photo yang diambil, karena phootografernya takut ah, soalnya banyak mitos kalo ambil photo disana nanti ada makhluk aneh yang ikutan photo. Jadi lebih baik langsung pulang saja.

Jam menunjukan pukul 12 malam, kami baru sampai dirumah fitra, setelah bersih bersih dan solat isya, kami langsung rebahan di ruang depan, sedangkaan para wanita tangguh tidur di kamar fitra. Sekitar 15 menit membahas perjalanan hari ini, satupersatu suara menghilang karena sudah pergi ke dunia awan diatas bantal. Dan perjalan hari ini harus ditutup dengan ngorok keras Riki Idol... ZZZZZzzzzzz.....